Catatan Kotak Mimpi

3 Feb 2010

“Yuk Khitbah, Yuk Menikah!!!”


“Telah ditetapkan atas anak adam nasibnya dari zina, akan bertemu dalam hidupnya, dan tidak bisa menghindar. Zina mata adalah memandang, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zinanya hati adalah ingin dan berangan-angan. Dan kemaluannya akan membenarkan ini atau mendustakannya.” (HR. Muslim)

Percayalah, Kau Cantik!
Muslimah cantik memandangi wajahnya di cermin dengan lekat, wajahnya memang cantik namun kerap kali tak disadari. Ketika virus “mendamba” yang mulai menjalari jiwa. Mendamba lelaki yang halal dan membuatnya jatuh cinta.
“Apa iya aku kurang cantik?”
“Kenapa tak kunjung ada lelaki mendekat dan mengatakan hal itu padaku?”
Mungkin pertanyaan itu seperti gemuruh berulang-ulang yang kian lama kian keras bunyinya di antara kerumunan awan mendung yang memenuhi hati perawan. Gadis rupawan yang berusaha keras menutupi segala aurat dari tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangannya dengan jilbab yang ia kenakan. Demi Allah, tak ada satu keinginan pun terbersit untuk memamerkan keelokan rupa demi menjerat perhatian sang Adam.
Setiap kali bertemu lelaki, tak ada keberanian untuk saling tatap. Rasa malu yang dimilikinya jauh lebih besar dibandingkan harapan mendapatkan perhatian dari lelaki. Malu adalah sebagian dari iman dan telah tertanam jauh dalam lubuk hati. Iman itu takkan pernah memudar hingga dicabutnya nyawa dari dalam dada. Duhai indahnya kehidupanmu muslimah, jelaslah takkan ada lelaki yang berani memuji dan berkata di hadapanmu tanpa malu.
“Hei Gadis, Kau cantik sekali?”
Inikah kata-kata yang kau harapkan keluar dari mulut lelaki? Lelaki yang hanya menggenggam sebagian imannya lantaran dia memang seorang muslim tapi tidak meneguhkan tiang-tiang iman dalam tiap rongga di hatinya. Tapi, iman itu hanyalah sebuah pondasi lemah yang telah ia bangun, dan ia sendiri yang merobohkannya dengan tombak keberaniannya mengatakan padamu muslimah, “Percayalah, Kau Cantik!”. Dia berusaha meyakinkanmu, padahal kau belum menjadi istrinya. Apakah kau percaya pada lelaki semacam itu?
“TIDAKKKK, TIDAAAAAKKKK!!!!!” Bagus muslimah, kau berkata “TIDAK” sekeras-kerasnya. Jika kau ingin lihat kecantikanmu, lihat saja wajahmu pada cermin kehidupanmu yang tak pernah berbohong. Hanya kau yang tahu muslimah, seberapa banyak polesan ibadah yang menjadi bedak di wajahmu, dan pelembab air wudhu yang suci sebelum ibadah itu kau lakukan. Demikian juga dengan kualitasnya, hanya kau yang tahu. Jika kau sudah yakin, bahwa ibadah akan selalu menghiasi hari-harimu dan kau maksimalkan kualitasnya. Maka, katakanlah pada dirimu sendiri. “Percayalah, Kau cantik!”. Tak hanya itu, harapanmu akan segera terkabul. Insya Allah.
Seorang lelaki yang baik dan berakhlak mulia saja yang pantas mengatakan sebuah hal, pujian tulus suami kepada istrinya. “Bidadariku, Kau cantik sekali!”. Dan Muslimah itu hanya tersenyum simpul dengan pipi memerah ketika mendengarnya. Duhai manisnya, kau gadis pemalu dan beriman.

Malam itu dan Acara “Take Me Out”
Setelah kau merasa cantik, apa saja yang perlu kau ikhtiarkan? Kecantikanmu tak boleh kau saja yang mensyukuri, tapi berilah kesempatan kepada pasangan jiwamu kelak untuk turut mensyukurinya. Ya, dia adalah jodohmu muslimah. Dia akan mengucap syukur, “Alhamdulillah, aku mendapatkan wanita cantik jelita dan berhati mulia.” Itulah kata syukur yang akan meluncur dari mulutnya karena dia telah berhasil mendapatkanmu, wanita tercantik yang pernah singgah di hatinya. Hanya kau, muslimah…!:) sekarang tersenyumlah untuk menambah kecantikanmu.
Jodoh tak akan datang, jika kau hanya berdiam diri. “Hmmm, upaya sudah dilakukan, tapi kenapa jodoh tak kunjung datang?” Hampir segala usaha telah diupayakan muslimah dalam mencari jodohnya. Mulai dari minta dijodohkan orang tua, menawarkan diri pada lelaki shalih, hingga hunting jodoh sendiri. Selama itu jalan yang sesuai dengan syariat islam, why not? Semangat muslimah, carilah jodohmu di mana pun ia berada.
Malam itu, muslimah termenung di atas dipan, memikirkan dimanakah jodohnya berada? Rasanya hati ingin segera bertemu, rindu sekali. Padahal persiapan sudah bisa di anggap cukup. Puluhan buku tentang pernikahan telah memenuhi almari di kamarnya, tiap malam tiap lembaran bekal pernikahan tak pernah luput dari matanya, walau hanya sekedar untuk menunggu rasa kantuk, hingga ia tertidur pulas dan membawa segala asanya dalam mimpi.
“Makanya jangan hanya mengurung diri di kamar, atau sekali mau bergaul ya dengan orang itu-itu saja, gimana bisa menemukan jodohmu?”
Rasanya tak sanggup lagi menahan imbas dari kata-kata pedas semacam itu. Sepertinya orang yang mengatakannya telah lupa akan dirinya di masa muda, ntah semudah apakah ia mendapatkan jodoh hingga tanpa perasaan mengungkapkan kata-kata semacam itu kepada muslimah tanpa daya yang belum tahu dimanakah jodohnya. OK. Aku harus bangkit! Aku harus menjemput jodohku, dia sedang berjalan mendekatiku sekarang ini, dan semakin dekat, semakin dekat, dan lagi-lagi semakin dekat. Aku yakin itu.
“Hei, ikutan “Take Me Out” yuk siapa tau ada yang cocok.” Sekelompok orang kerap kali membicarakan acara yang sedang booming itu, memang urusan jodoh adalah sesuatu yang selalu asyik dibicarakan kalangan para lajang.
“Take Me Out?”
Tentu saja awal munculnya yang tiba-tiba di Indonesia masih terasa asing di telinga para muslimah. Rasa penasaran membuat muslimah coba-coba melihat acara tiruan itu. Positive thinking!!!!!! Itulah yang pertama kali terbersit di hati muslimah ketika hendak melihat acara itu. Ada 30 wanita single dan tujuh orang pria single yang dipromosikan. Hmmm, kesan awal bisa di lihat betapa banyak orang yang ternyata menginginkan segera dipertemukan dengan jodohnya. Itulah hal yang baik, pertanda bahwa banyak lajang yang merindukan pernikahan.
Upzzz, tapi Naudzubillah, tunggu dulu…. Inikah ajang pencarian jodoh? Mengapa banyak pemandangan yang mengundang dosa. Lihatlah pakaian minim dan terbuka di mana-mana. Mata lelaki malu-malu tertunduk dan tak mungkin akan tertunduk selamanya melihat pemandangan yang bukan terbuka tapi sengaja untuk di buka. Semua mata akan tertuju pada deretan gadis-gadis yang berjejer di depannya seolah berkata “Pilihlah aku duhai pangeran”. Dan sang lelaki akan menimpalinya dengan bangga, “Aku adalah pangeran, siapa yang berminat menjadi permaisuriku? Jika lebih dari satu, aku akan memilih satu saja yang paling aku sukai.” Namun tentu saja kata-kata itu hanya tersirat di dalam hati.
Muslimah agaknya mulai kurang respek dengan ajang pencarian jodoh semacam itu,. Bayangkan saja, kau mau mencari seorang suami di tempat seperti itu? Islam tidak menghalalkan proses taaruf semacam itu. Mana ada perempuan berjilbab di tempat seperti itu? Mana ada lelaki yang menundukan pandangan di tempat seperti itu? Lalu apa yang kau cari di tempat seperti itu? Ingin meminta pendapat dari Ustad Cinta yang kebetulan sempat ikut berpartisipasi dalam acara tersebut? Tentu tidak bukan? Tak ada dalil yang dipaksakan untuk mendukung sebuah kemaksiatan. Sebuah dalil tentu saja diperuntukan untuk kebaikan semata.
Muslimah semakin terbelalak menonton acara tersebut. Dihembuskannya nafas dalam-dalam, “Apa menariknya acara ini, justru kebanyakan mudharatnya.” Bagaimana tidak? Pertama, jika menyetujui acara tersebut berarti kau menyetujui adanya perzinaan. Berdasarkan hadis Rasulullah bersabda :
“Telah ditetapkan atas anak adam nasibnya dari zina, akan bertemu dalam hidupnya, dan tidak bisa menghindar. Zina mata adalah memandang, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zinanya hati adalah ingin dan berangan-angan. Dan kemaluannya akan membenarkan ini atau mendustakannya.” (HR. Muslim).
Kedua, dalam acara tersebut jelas-jelas para wanita mengumbar pesonanya dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah, padahal hal itu dilarang keras oleh agama. Sebagaimana Firman Allah SWT, “….dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu…” (Al-Ahzab : 33).
“Wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka melenggak-lenggokkan tubuhnya dan kepalanya bagai punuk onta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan keharumannya meskipun harum surga itu dapat dicium dari jarak sekian dan sekian”(HR Muslim).
Ketiga, pada acara tersebut memberikan kesempatan kepada laki-laki dan wanita untuk saling memandang liar tanpa malu. Padahal, laki-laki dan wanita diperintahkan untuk menundukan pandangan terhadap lawan jenisnya. “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, ‘sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (an-Nuur : 30).
Bagaimana muslimah? Apakah kau masih penasaran dengan acara “Take Me Out”? Cukuplah rasa penasaranku menghilang, dan berharap masih banyak jalan yang lebih baik dan terhormat. Senyum muslimah bertambah lebar, ada sinar-sinat cerah di sudut bibirnya menambah pesonanya dan meyakinkan diri untuk merasa lebih cantik dibandingkan wanita-wanita modis yang berlagak dalam acara “Take Me Out” malam itu. “Aku lebih cantik dari mereka” desisnya dalam hati.

Yuk Khitbah, Yuk Menikah!!!
Tak ada lagi keinginan untuk mengikuti biro jodoh seperti “Take Me Out”. Hati muslimah semakin lega, mencoba menyingkirkan sejenak perasaan ingin menikah yang menggebu. Namun jodoh memang misterius. Saat kau berusaha berserah diri pada-Nya, tanpa kabar lebih dulu, seorang lelaki berani meminangmu lewat ibumu. Itulah lelaki pemberani. Bagaimana dengan pendapatmu muslimah? Kau telah mendengar cerita dari ibumu bahwa dia adalah lelaki baik-baik dan berakhlak mulia. Akankah ada alasan untuk menolaknya?
Dua hari kemudian bersama kedua orang tuanya dia datang ke rumahmu, muslimah. Apakah kau masih berfikir untuk menolaknya? Apalagi yang kau tunggu? Bukankah hal itu yang selama ini kau harapkan? Namun saat kau mengangguk sebagai tanda kau menerimanya, lelaki itu kemudian berkata :” Bagaimana muslimah, mantapkah kau menjadi umi bagi anak-anakku nanti?” Ini adalah kata-kata berat yang keluar dari mulut lelaki. Lelaki yang bertanggung jawab, karena ia tak hanya memikirkan akan dirinya, tapi ia memikirkan nasib anaknya. Mencari wanita yang pantas untuk dijadikan ibu bagi anak-anaknya nanti. Lalu apa yang kau ragukan? Katakan saja “Yuk Khitbah, Yuk Menikah! Dan Take Me Out because Allah”, dan begitu mendengarnya lelaki itu pun tersenyum lega serta berucap “Alhamdulillah” sebagai tanda syukur.
Jika kau yakin telah siap menjemput pangeranmu, maka jangan pernah lelah kau gapai mimpimu yang belum nampak dari matamu. Seketika saja kau berdo’a pada Allah, maka Allah akan mencatat “hamba-Ku telah berdo’a kepada-Ku”, maka Allah pasti mengabulkannya. Percayalah saudaraku muslimah yang tengah menanti jodoh sepenuh hati yang diridhoi Illahi Robbi. Selamat mencari jodohmu muslimah!!! Semangattttt!!!!!!!

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami
dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Furqan : 74)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar